Museum Tak Lagi Gelap

Film Night at the Museum (NatM) mendorong peningkatan kunjungan ke American Museum of Natural History, New York, hingga 20 persen. Sebuah dampak menggembirakan. Museum mulai dilirik sebagai ranah baru rekreasi dan interaksi. Di samping sarana belajar sejarah.

Bercermin dari keberhasilan NatM, rasa bangga sebagai satu bangsa ternyata dapat ditumbuhkan melalui museum. Pemerintah mencanangkan tahun 2010 hingga 2014 sebagai Tahun Gerakan Nasional Cinta Museum. Selangkah lebih maju, tahun 2009 Gubernur Syamsul Arifin menggerakkan program Ayo ke Museum.

Kepala Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Sri Hartini, mengatakan tak mudah menjalankan program-program ini. Namun, bukan berarti tak bisa.

Berikut perbincangan kami dengan Sri Hartini

Apa sebenarnya fungsi dan peran museum?
Museum memiliki peranan penting dalam pembangunan karakter bangsa. Melalui artefak dan benda-benda kuno koleksi museum, masyarakat terutama generasi muda diingatkan kepada nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah dan perjuangan bangsa. Menjalankan peran ini tidak mudah.

Benda-benda koleksi museum berisi ajaran budi pekerti dan kearifan lokal. Hanya saja, semua benda mati. Tidak bisa berbicara. Nah, tugas museum membuat benda-benda mati ini berbicara. Tidak hanya berbicara, tapi bagaimana suara benda-benda ini bisa sampai kepada masyarakat.

Boleh dikatakan posisi museum sangat strategis.
Ya. Museum adalah bagian dari mata rantai masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kita yang hidup pada masa kini dapat melihat masa lalu di museum. Di museum kita bisa mempelajari masa lalu. Banyak yang belum menyadari bahwa mengetahui masa lalu merupakan kunci dalam mengkreasi masa depan.

Pengetahuan tentang sejarah juga bisa didapat dari sekolah dan buku. Apa yang dilakukan Museum Negeri Sumut agar masyarakat berkunjung ke museum?
Memang kami akui minat masyarakat khususnya generasi muda mengunjungi museum belum menggembirakan. Namun, beberapa langkah telah kami ambil untuk mendongkrak kunjungan. Seperti menghimbau kepada sekolah untuk membuat jadwal kunjungan siswa ke museum. Dari kunjungan ini, para pelajar mendapatkan hasil berbeda dari buku. Misalnya cerita tentang masa prasejarah secara fisik dapat dilihat langsung di museum.

Sasarannya adalah anak sekolah.
Benar. Sembilan puluh persen pengunjung museum adalah pelajar.

Bagaimana menarik kunjungan masyarakat umum?
Salah satunya melalui pameran. Baik itu pameran tetap, pameran temporer tematik, dan pameran keliling. Tahun 2010, Museum Negeri Sumut menjadi tuan rumah pameran keliling Pameran Perjuangan Bangsa se-Indonesia dan tuan rumah Pameran Pengaruh Budaya Islam se-Sumatera.

Museum Negeri Sumut juga menjangkau turis-turis asing melalui kerjasama dengan beberapa biro perjalanan. Biro-biro perjalanan ini telah memasukkan museum sebagai tujuan wisata dalam paket city tour mereka. Ini menggembirakan.

Ada kesan museum dari segi fisik bangunan tidak menarik sehingga masyarakat enggan berkunjung.
Ini menjadi perhatian kita. Tak hanya fisik bangunan tapi juga penampilan ruang pameran. Performance museum harus selalu beradaptasi dengan selera artistik masyarakat. Kita tidak bisa memaksakan bentuk lama seperti saat museum ini baru berdiri kepada generasi muda sekarang. Museum harus atraktif.

Museum Negeri Provinsi Sumut di Jalan HM Joni No 51 diresmikan 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daud Yusuf. Namun peletakan koleksi pertama telah dilakukan tahun 1954 oleh Presiden Soekarno berupa makara dari Candi Bahal Batu, Padanglawas. Keberadaan makara ini membuat Museum Negeri Sumut dikenal dengan Gedung Arca.

Kondisi gedung dan ruang pameran Museum Negeri Sumut sejak diresmikan tak pernah diubah. Ini ditengarai menjadi salah satu sebab warga jarang berkunjung. Museum Negeri Sumut terkesan kuno. Perubahan mulai dilakukan sejak 2006. Sri Hartini mengajak Kover berkeliling melihat perubahan tersebut.

Suasana memang terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelum perubahan dilakukan. Penyusunan secara tematik mulai diperhatikan. Tata letak display koleksi dibuat sedemikan rupa. Para pengunjung diajak menelusuri jejak peristiwa sejak masa prasejarah hingga masa kemerdekaan.

Masyarakat dapat menikmati perjalanan masa lalu ini mulai hari Selasa hingga Minggu pukul 09.00 sampai 16.00 WIB.

Perubahan sangat terasa…
Selama ini museum terkesan kurang menarik. Berbeda dengan mall. Bicara museum, konotasinya selalu gelap. Masyarakat tak bisa disalahkan dalam hal ini. Inilah tugas kita. Membuat perubahan secara bertahap agar museum menarik. Sekarang sudah banyak keluarga yang membawa anak-anak mereka jalan-jalan ke museum. Di antara para pelajar pun sudah ada yang datang karena ketertarikan sendiri.

Apa yang paling dibutuhkan dalam merealisasikan perubahan?
Inovasi. Dan ini tak hanya dari segi fisik bangunan. Inovasi lain juga dilakukan seperti membentuk duta-duta museum di kabupaten dan kota. Duta yang diambil dari kalangan pelajar ini memperkenalkan museum kepada teman-temannya. Sekaligus mengajak ke museum.

Saya juga sedang menulis buku untuk muatan lokal tentang situs-situs peninggalan sejarah di Sumut. Agar orang Sumut tidak hanya kenal Borobodur misalnya. Sumut juga memiliki candi seperti Portibi dan Bahal Batu. (bono emiry)